CHAPTER 15
Dalam dunia elektronika, kestabilan tegangan sangat penting untuk memastikan bahwa perangkat elektronik dapat bekerja dengan baik dan aman. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengatur dan menstabilkan tegangan adalah dengan menggunakan rangkaian regulator tegangan. Salah satu jenis regulator yang sering dipelajari adalah Discrete Transistor Voltage Regulator, yaitu regulator tegangan yang dibangun dari komponen diskret seperti transistor, dioda zener, dan resistor, tanpa menggunakan IC regulator.
Salah satu bentuk dasar dari regulator ini adalah Series Regulator Circuit, di mana transistor ditempatkan secara seri dengan beban dan berfungsi mengatur besar arus yang mengalir untuk menjaga tegangan output tetap stabil. Namun, untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas regulasi, dikembangkan versi lanjutannya yaitu Improved Series Regulator. Pada versi ini, ditambahkan elemen seperti transistor penguat kesalahan (error amplifier) dan sistem umpan balik (feedback) dari tegangan output, sehingga mampu memberikan regulasi yang lebih presisi terhadap perubahan beban maupun tegangan input. Melalui pendekatan ini, sistem regulasi tegangan menjadi lebih responsif dan akurat.
- Melengkapi tugas mata kuliah elektronika yang ditugaskan oleh Bapak Darwison, M.T.
- Memahami Konsep Regulasi Tegangan dengan Komponen Diskret
- Menganalisis Cara Kerja Series Regulator Circuit dan Improved Series Regulator
- Angka rangkuman masukan biasanya di mulai dari ± 1,000000 V hingga s/d ± 1000, 000 V (Metode pemilihan rangkuman dilakukan dengan cara otomatis dan indikasi beban lebih).
- Ketelitian mutlak tercatat mencapai ± 0,005 persen dari pembacaan yang sudah dilakukan.
- Angka stabilitas untuk jangka pendek sebesar 0,002 persen dari pembacaan (periode 24 jam). Sedangkan untuk jangka panjang sebesar 0,008 persen pembacaan (periode 6 bulan).
- Resolusi untuk 1 bagian dalam 106 yaitu 1 μV bisa dibaca pada rangkuman dari masukan 1 V.
- Karakteristik masukannya yaitu tahanan masukan khas sebesar 10 MΩ dengan kapasitas masukan 40 pF.
- Kalibrasi yang standar (internal) tidak tergantung pada rangkaian ukuran yang mana telah diperoleh dari sumber referensi yang sudah stabil.
- Ada beberapa sinyal keluaran seperti perintah mencetak.
- Fungsi: Mengukur arus listrik (A)
- Tipe: Analog (jarum) / Digital (display angka)
- Kisaran pengukuran: µA, mA, hingga puluhan A (tergantung model)
- Tipe arus: DC, AC, atau keduanya
- Tegangan kerja maksimum: Tergantung alat, biasanya hingga 600V
- Ketelitian (akurasi): ±1% hingga ±3% (tergantung kelas alat)
- Hambatan internal: Sangat kecil (≈0,1Ω atau kurang)
- Sambungan: Dipasang seri dengan beban
- Proteksi: Sekering atau overload protection (pada model tertentu)
- Aplikasi: Elektronika, instalasi listrik, otomotif, laboratorium
c. Generator daya
- Generator dc
- Non gearbox
- Speed : 2750 rpm
- Output : DC 12V
- Arus : 35A
- Built-in regulator
- Dimensi body : panjang 11,5 cm x diameter 9,75 cm
- Berat : 2,6 kg
- Kondisi : second berkualitas
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Charging power: ac 100w / dc 250w
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr
- Tegangan Maksimum: 300V – 1000V (tergantung kategori keselamatan: CAT II/III).
- Bandwidth: 10 MHz – >500 MHz (untuk osiloskop).
- Attenuation Ratio: 1:1 atau 10:1 (peredam sinyal).
- Input Resistance: Umumnya 10 MΩ.
- Input Capacitance: Sekitar 10–20 pF.
- Konektor: BNC (osiloskop), banana plug/needle (multimeter).
- Mengukur arus AC, DC, atau keduanya tergantung jenis sensornya.
- Rentang pengukuran umum dari miliampere hingga ratusan ampere.
- Menggunakan prinsip efek Hall untuk arus DC dan transformator arus untuk AC.
- Tegangan output biasanya proporsional terhadap arus (misal 1 mV/A atau 10 mV/A).
- Dapat digunakan dengan osiloskop, multimeter, atau alat ukur lainnya.
- Bandwidth tergantung tipe, mulai dari beberapa kHz hingga ratusan MHz.
- Tidak memerlukan pemutusan rangkaian, cukup dijepitkan pada kabel.
- Dilengkapi dengan penjepit atau clamp yang fleksibel dan aman.
- Tegangan isolasi maksimum biasanya mencapai 300V–600V tergantung model.
B. Bahan
- Tegangan kerja tetap (tegangan Zener): 2V – 200V (tergantung tipe)
- Arus maksimum: umumnya 5 mA – 1 A
- Dipasang dalam kondisi bias balik
- Toleransi tegangan: ±5% hingga ±10%
- Daya maksimum: 0,25 W – 5 W (tergantung ukuran)
- Tipe kemasan: DO-35, DO-41 (untuk versi umum)
- Fungsi utama: penstabil tegangan dan proteksi lonjakan
- Waktu respon sangat cepat terhadap perubahan tegangan
- Type - NPN
- Collector-Emitter Voltage: 35 V
- Collector-Base Voltage: 35 V
- Emitter-Base Voltage: 5 V
- Collector Current: 2.5 A
- Collector Dissipation - 10 W
- DC Current Gain (hfe) - 100 to 200
- Transition Frequency - 160 MHz
- Operating and Storage Junction Temperature Range -55 to +150 °C
- Package - TO-126
- Collector (C) → Tempat arus masuk (NPN) atau keluar (PNP) dari beban.
- Base (B) → Terminal kontrol, digunakan untuk mengatur hidup/matinya arus.
- Emitter (E) → Tempat arus keluar (NPN) atau masuk (PNP), menuju ground atau suplai.
Konfigurasi Common Base adalah konfigurasi yang kaki Basis-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Base, sinyal INPUT dimasukan ke Emitor dan sinyal OUTPUT-nya diambil dari Kolektor, sedangkan kaki Basis-nya di-ground-kan. Oleh karena itu, Common Base juga sering disebut dengan istilah “Grounded Base”. Konfigurasi Common Base ini menghasilkan Penguatan Tegangan antara sinyal INPUT dan sinyal OUTPUT namun tidak menghasilkan penguatan pada arus.
Konfigurasi Common Collector (CC) atau Kolektor Bersama memiliki sifat dan fungsi yang berlawan dengan Common Base (Basis Bersama). Kalau pada Common Base menghasilkan penguatan Tegangan tanpa memperkuat Arus, maka Common Collector ini memiliki fungsi yang dapat menghasilkan Penguatan Arus namun tidak menghasilkan penguatan Tegangan. Pada Konfigurasi Common Collector, Input diumpankan ke Basis Transistor sedangkan Outputnya diperoleh dari Emitor Transistor sedangkan Kolektor-nya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk INPUT maupun OUTPUT. Konfigurasi Kolektor bersama (Common Collector) ini sering disebut juga dengan Pengikut Emitor (Emitter Follower) karena tegangan sinyal Output pada Emitor hampir sama dengan tegangan Input Basis.
A. Resistor
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
- Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10(10^n)
- Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
- Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
- Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
- Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
- Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
1. Discrete Transistor Voltage Regulation
Discrete Transistor Voltage Regulation adalah teknik pengaturan atau stabilisasi tegangan output menggunakan komponen elektronik diskret seperti transistor, dioda zener, resistor, dan kapasitor. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan karakteristik transistor sebagai penguat arus dan pengendali tegangan, serta dioda zener sebagai sumber tegangan referensi yang stabil. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan tegangan output yang relatif konstan dan stabil, walaupun terjadi perubahan pada tegangan input (Vin) maupun variasi pada beban (load).
2. Series Voltage Regulation
Series voltage regulation (regulasi tegangan seri) adalah metode pengaturan tegangan di mana elemen pengatur (biasanya transistor) ditempatkan dalam jalur seri antara sumber tegangan (input) dan beban (output). Tujuannya adalah untuk menjaga tegangan output tetap konstan, meskipun terjadi perubahan pada tegangan input atau arus beban.
Dalam regulator seri, Transistor bekerja sebagai variabel resistor atau pengatur hambatan. Transistor dikendalikan oleh tegangan referensi. Jika tegangan output mulai naik, maka transistor akan mengurangi konduksi, menurunkan arus dan menstabilkan tegangan. Jika output turun, maka transistor akan menaikkan konduksi untuk mempertahankan tegangan.
3. Series Regulator Circuit
Series Regulator Circuit adalah jenis rangkaian pengatur tegangan di mana komponen pengatur (biasanya transistor) diletakkan dalam jalur seri antara sumber tegangan dan beban. Fungsinya adalah untuk menjaga tegangan output tetap stabil, walaupun terjadi perubahan pada tegangan input atau variasi arus beban. Transistor dalam rangkaian ini bertindak seperti resistor variabel yang secara otomatis menyesuaikan resistansi internalnya untuk mempertahankan tegangan output yang konstan. Kontrol tegangan basis transistor dilakukan melalui sumber referensi stabil, biasanya menggunakan dioda zener.
4. Improved Series Regulator
Improved Series Regulator adalah versi yang lebih canggih dari series regulator dasar, yang dirancang untuk memberikan regulasi tegangan lebih baik, stabilitas lebih tinggi, dan fitur tambahan seperti umpan balik (feedback), penguatan kesalahan (error amplification), dan terkadang pengendalian termal atau proteksi beban lebih. Penambahan transistor berguna untuk meningkatkan sensitivitas dan penguatan kontrol. penambahan Op-amp atau penguat kesalahan berguna untuk membandingkan tegangan output dengan tegangan referensi dan mengendalikan transistor utama secara lebih presisi. Sedangkan penambahan Feedback loop merupakan jalur umpan balik dari output ke penguat kesalahan untuk meningkatkan akurasi dan respons terhadap perubahan beban/input.
Rangkaian improved series regulator menggunakan prinsip umpan balik (feedback) untuk menjaga tegangan output tetap stabil meskipun terjadi perubahan pada beban atau tegangan input. Sebagian tegangan output diambil melalui pembagi tegangan (R1 dan R2), lalu dibandingkan dengan tegangan referensi dari dioda zener oleh transistor Q2 yang bertindak sebagai penguat kesalahan. Jika tegangan output naik, Q2 mengurangi konduksi Q1 sehingga output turun kembali, dan sebaliknya. Dengan sistem kontrol tertutup ini, tegangan output dapat dipertahankan stabil. Tegangan output (VO) ditentukan oleh rumus:
Rangkaian ini memberikan regulasi tegangan yang lebih akurat dibanding regulator seri biasa.
CHAPTER 15: POWER SUPPLIES (REGULATED DC POWER SUPPLIES)
Chapter 15 fokus pada sistem catu daya teregulasi yang mengubah tegangan AC menjadi DC stabil. Proses konversi ini melibatkan beberapa tahap utama. Transformator pertama-tama menurunkan tegangan AC dari jala-jala ke level yang lebih aman dan sesuai. Rangkaian penyearah kemudian mengkonversi AC menjadi DC, baik dengan konfigurasi setengah gelombang yang sederhana maupun penyearah gelombang penuh yang lebih efisien menggunakan dioda bridge. Tahap penyaringan menggunakan kapasitor elektrolit besar untuk meratakan riak tegangan, diikuti oleh regulator tegangan yang menjaga output tetap stabil terhadap variasi beban maupun fluktuasi input.
Chapter ini secara detail membahas karakteristik penting catu daya seperti faktor riak yang mengukur fluktuasi tegangan DC, regulasi tegangan yang menunjukkan kemampuan mempertahankan level output, serta efisiensi konversi daya. Berbagai teknik regulasi dijelaskan mulai dari regulator sederhana berbasis dioda Zener hingga regulator terintegrasi presisi seperti seri 78xx dan pengaturan menggunakan Op-Amp untuk aplikasi yang lebih kritis. Aspek proteksi seperti pembatas arus dan proteksi termal juga dibahas untuk memastikan keandalan sistem. Perbandingan dengan catu daya mode switching disinggung secara singkat, menekankan trade-off antara efisiensi tinggi dengan kompleksitas rangkaian yang lebih besar. Aplikasi sistem catu daya ini sangat luas, mulai dari perangkat elektronik konsumen hingga sistem industri dan peralatan medis yang membutuhkan pasokan daya yang stabil dan andal.
Fig 15.22
Fig 15.23
Fig 15.24
Download File fig 15.22 [Klik disini]
Download File fig 15.23 [Klik disini]
Download File fig 15.24 [Klik disini]









Komentar
Posting Komentar